Kecintaan insan terhadap Rasulullah SAW menjadi salah satu teladan cinta sejati. Bagaimana tidak, tanpa pernah sekalipun bertemu, kita mampu menjadi begitu menyayangi, mencintai dan mengagumi sosoknya. Hanya melalui kisah-kisahnya lah rindu tersebut mampu sedikit terobati.
Kisah berikut ini juga mengandung pesan yang tersirat tersendiri. Adalah dikala insan yang begitu dicintai Tuhan ini mencicipi kesedihan mendalam. Perasaan pilu tersebut melebihi kesedihannya dikala Rasul akan dibunuh pada perang Uhud.
Bahkan Nabi mengatakan bila tidak ada yang paling menyedihkan dalam hidupnya selain hari itu. Ternyata kesedihan ini justru menjadi kemarahan malaikat penjaga gunung. Sampai-sampai, malaikat tersebut ingin mengangkat dua gunung lalu menghimpitkannya ke Kota Mekkah. Seperti apa kisahnya? Berikut ulasannya.
Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 4 hadist nomor 3231 Istri Rasulullah SAW Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah SAW “Adakah hari dalam hidupmu yang lebih buruk dari pada hari perang Uhud?” Yang manakah hari terburuk dalam hidupmu? Rasulullah SAW menjawab, Ya, itu yakni hari Aqabah di Thaif.
Dan dikala Rasulullah memberikan pesan Islam kepada penduduk Thaif, mereka justru menimpukinya dan mereka tidak mendengarkan pesannya dan mereka tidak mematuhi Rasulullah dan beberapa riwayat mengatakan mereka menimpukkinya dengan batu. Ini yakni hari terburuk dalam hidupnya.
Lalu dikala Rasulullah berbaring dengan wajahnya menghadap matahari dan tiba-tiba Dia melihat segumpal awan kelabu meneduhi kepalanya. Dan dikala Beliau menengadah, Rasulullah melihat malaikat Jibril a.s. Malaikat Jibril a.s berkata:
“Allah telah menyaksikan apa yang mereka lakukan kepadamu, dan bagaimana perlakuan mereka kepadamu. Makara Tuhan telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk membantumu,”
Kemudian Malaikat Jibril a.s memanggil malaikat penjaga gunung. Ketika malaikat penjaga gunung datang Ia berkata kepada Rasulullah SAW “Tuhanmu telah mengutusku, dan kami telah mendengar dan menyaksikan apa yang dilakukan orang-orang kepadamu. Perintahkanlah apa yang harus kulakukan. Apapun katamu akan ku lakukan. Apa kau ingin saya mengangkat dua gunung di Kota Mekkah? Sehingga orang-orang itu akan remuk sebab terhimpit gunung itu?“
Rasulullah SAW menjawab “Tidak, saya lebih mengizinkan bila Tuhan SWT menimbulkan keturunan dari orang-orang ini, generasi oran-orang setelah ini menyembah Tuhan dan tidak menyekutukanNya”
Bayangkanlah Nabi bersabda bahwa ini yakni hari terburuk dalam hidupnya. Bayangkan bila ini hari terburuk dalam hidupmu dan seseorang ingin menolongmu dan berkata “Aku dapat menghancurkan mereka” Tapi di sini Rasulullah menjawab “Jangan hancurkan mereka” Beliau justru menginginkan biar keturunanan mereka tidak mengikuti mereka dan beriman kepada Allah.
Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 8 hadist nomor 6397 bahwa seseorang menghampiri Rasulullah dan berkata “Penduduk Daus mereka tidak oke dengan pesan Islam dan mereka menolak pesannya mengapa kau tidak mengutuk penduduk Daus ini?”
Dan teman menerka bahwa sekarang Rasulullah akan mengutuk penduduk Daus. Tapi Rasulullah SAW justru berdoa kepada Tuhan “Ya Allah, tuntunlah penduduk Desa Daus sehingga mereka dengat dengan kami. Berilah hidayah, berilah petunjuk”. Dan Rasul tidak mengutuk mereka.
Begitulah teladan Nabi, selalu tabah dalam segala kondisi. Hal ini tentu akan sangat sulit direalisasikan pada masa kini. Dimana sebagian kita, lebih memilih marah dan benci.
Kisah berikut ini juga mengandung pesan yang tersirat tersendiri. Adalah dikala insan yang begitu dicintai Tuhan ini mencicipi kesedihan mendalam. Perasaan pilu tersebut melebihi kesedihannya dikala Rasul akan dibunuh pada perang Uhud.
Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 4 hadist nomor 3231 Istri Rasulullah SAW Aisyah ra bertanya kepada Rasulullah SAW “Adakah hari dalam hidupmu yang lebih buruk dari pada hari perang Uhud?” Yang manakah hari terburuk dalam hidupmu? Rasulullah SAW menjawab, Ya, itu yakni hari Aqabah di Thaif.
Dan dikala Rasulullah memberikan pesan Islam kepada penduduk Thaif, mereka justru menimpukinya dan mereka tidak mendengarkan pesannya dan mereka tidak mematuhi Rasulullah dan beberapa riwayat mengatakan mereka menimpukkinya dengan batu. Ini yakni hari terburuk dalam hidupnya.
Lalu dikala Rasulullah berbaring dengan wajahnya menghadap matahari dan tiba-tiba Dia melihat segumpal awan kelabu meneduhi kepalanya. Dan dikala Beliau menengadah, Rasulullah melihat malaikat Jibril a.s. Malaikat Jibril a.s berkata:
“Allah telah menyaksikan apa yang mereka lakukan kepadamu, dan bagaimana perlakuan mereka kepadamu. Makara Tuhan telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk membantumu,”
Kemudian Malaikat Jibril a.s memanggil malaikat penjaga gunung. Ketika malaikat penjaga gunung datang Ia berkata kepada Rasulullah SAW “Tuhanmu telah mengutusku, dan kami telah mendengar dan menyaksikan apa yang dilakukan orang-orang kepadamu. Perintahkanlah apa yang harus kulakukan. Apapun katamu akan ku lakukan. Apa kau ingin saya mengangkat dua gunung di Kota Mekkah? Sehingga orang-orang itu akan remuk sebab terhimpit gunung itu?“
Rasulullah SAW menjawab “Tidak, saya lebih mengizinkan bila Tuhan SWT menimbulkan keturunan dari orang-orang ini, generasi oran-orang setelah ini menyembah Tuhan dan tidak menyekutukanNya”
Bayangkanlah Nabi bersabda bahwa ini yakni hari terburuk dalam hidupnya. Bayangkan bila ini hari terburuk dalam hidupmu dan seseorang ingin menolongmu dan berkata “Aku dapat menghancurkan mereka” Tapi di sini Rasulullah menjawab “Jangan hancurkan mereka” Beliau justru menginginkan biar keturunanan mereka tidak mengikuti mereka dan beriman kepada Allah.
Disebutkan dalam Shahih Bukhari Volume 8 hadist nomor 6397 bahwa seseorang menghampiri Rasulullah dan berkata “Penduduk Daus mereka tidak oke dengan pesan Islam dan mereka menolak pesannya mengapa kau tidak mengutuk penduduk Daus ini?”
Dan teman menerka bahwa sekarang Rasulullah akan mengutuk penduduk Daus. Tapi Rasulullah SAW justru berdoa kepada Tuhan “Ya Allah, tuntunlah penduduk Desa Daus sehingga mereka dengat dengan kami. Berilah hidayah, berilah petunjuk”. Dan Rasul tidak mengutuk mereka.
Begitulah teladan Nabi, selalu tabah dalam segala kondisi. Hal ini tentu akan sangat sulit direalisasikan pada masa kini. Dimana sebagian kita, lebih memilih marah dan benci.
EmoticonEmoticon