Nabi Muhammad SAW menjadi rahmat bagi semesta alam. Apa yang Beliau kerjakan selalu menjadi teladan, dan umatnya juga selalu mengikuti apa yang Ia katakan. Dialah insan yang sangat teristimewa, alasannya yaitu mendapat kesempatan eksklusif bertemu dengan Rabb-Nya. 

Semasa hidup, Rasul terakhir ini merupakan seorang pemimpin termashur. Namun, gaya hidupnya justru sangat jauh dari kesan mewah. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja terkadang susah.

Sebelum hasilnya dipanggil Yang Maha Kuasa, Nabi terlebih dahulu diberi pilihan oleh Allah. Rasulullah SAW harus memilih antara kekayaan dunia serta keabadian dan juga surga. Dan ternyata, inilah pilihan Rasulullah. Seperti apa dongeng selengkapnya? Berikut ulasannya.

Pada dasarnya semua yang bernyawa akan menemui ajalnya. Demikian juga dengan Rasulullah SAW yang juga seorang insan biasa menyerupai kita. Beliau mengetahui bahwa hari itu sudah semakin dekat. Pesan-pesan sebagai wasiat semakin sering diungkapkan Rasulullah semenjak pelaksanaan Haji Wada.

Tepatnya pada tahun 10 hijriyah Rasulullah SAW mengumumkan akan melakukan ibadah Haji Wada. Di hadapan sekitar 144.000 manusia, Rasulullah berkhutbah dan mengucapkan perpisahan alasannya yaitu itu yaitu haji perpisahan dirinya. Hal ini lantas membuat para teman menangis sedih.

”Wahai manusia, dengarlah ucapanku, alasannya yaitu bahwasanya mungkin saya tidak akan menjumpai kalian lagi setelah tahun ini di daerah wakaf ini selamanya”

Kemudian pada Bulan Safar tahun 11 Hijriyah, Rasulullah memperlihatkan bahwa tubuhnya sedang sakit. Dalam kondisi tersebut, Rasulullah SAW kemudian memutuskan untuk mengunjungi makam Suhada Uhud. Dalam riwayat lainnya dikisahkan kalau Rasulullah bergegas dini hari untuk pergi mengunjungi kubur. Aisyah eksklusif mengikuti suaminya tersebut.

Nabi Muhammad SAW kemudian bangkit diatas makam para Syuhada seraya berkata : ”Assalamualaikum wahai Syuhada Uhud, kalian yaitu orang-orang yang mendahului (kami) dan kami insya Yang Mahakuasa akan menyusul kalian dan bahwasanya aku, insya Yang Mahakuasa akan menyusul (kalian).”

Sesampainya di rumah, setelah berucap salam, dia menoleh kepada salah satu pembantunya, Abu Muwayhiba.

"Wahai Abu Muwayhiba, saya telah diberikan kunci kekayaan dunia serta keabadian dan juga surga. Aku diharuskan memilih salah satu darinya. memilih dunia dengan nikmat awet atau memilih berjumpa dengan Yang Mahakuasa dan surga. Aku diperintahkan memilih,"jelas Rahmat seluruh alam itu.

Sang pembantu eksklusif menjawab,"Ya, Rasulullah, ibu dan ayahku saja rela saya korbankan demi Anda. Mengapa tidak memilih kunci dunia dan juga surga?"

Dalam riwayat lain juga dikisahkan ketika Nabi Muhammad SAW mengatakan hal yang sama. ”Wahai manusia, bahwasanya ada seorang hamba yang Yang Mahakuasa SWT telah menawarkan pilihan kepadanya antara dunia dan antara apa yang ada disisi-Nya.”

Ternyata jamaahnya tidak memahami siapakah yang dimaksud dengan seorang hamba oleh Rasulullah SAW tadi, padahal yang dimaksud oleh Rasulullah SAW yaitu diri dia sendiri. Yang Mahakuasa SWT telah menawarkan pilihan kepada dia dan tidak ada seorang pun yang paham selain Abu Bakar Shiddiq r.a.

Maka ketika Abu Bakar Shiddiq r.a. tidak bisa menguasai dirinya, dengan serta merta dia menangis sesenggukkan dan ditengah Masjid dan  memotong pembicaraan Rasulullah SAW

”Kami tebus anda dengan bapak-bapak kami wahai Rasulullah, kami tebus anda dengan bawah umur kami wahai Rasulullah, kami tebus anda dengan harta-harta kami wahai Rasulullah.” Abu Bakar Shiddiq mengulang-ngulangnya.

"Tidak! Demi Allah, saya lebih memilih berjumpa dengan Rabb-ku!"

Pilihan pun sudah diambil, Rasulullah hanya tinggal menunggu perjumpaan dengan ppenciptanya yang amat dia rindukan


EmoticonEmoticon