Manusia boleh saja merasa gembira alasannya ialah dipilih oleh Tuhan SWT untuk menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi. Keutamaan ini bahkan melebihi apa yang diberi kepada para Malaikat dan setan yang lebih dahulu taat dan berbakti kepada Pencipta.
Di planet yang begitu hijau dan memiliki banyak sumber air ini, insan bebas berekspresi memanfaatkan sumber daya yang ada. Namun tahu kah anda jikalau bumi pernah menolak keputusan Tuhan menempatkan kita di tanahnya?
Planet ini menangis dan memohon biar Tuhan tidak menurunkan manusia. Bahkan, dua malaikat gagal mengambil tanah di bumi ketika penciptaan Nabi Adam Alaihis Salam. Mengapa bumi sangat menolak kehadiran kita?
Kisahnya terjadi ketika Tuhan SWT akan menciptakan Nabi Adam AS yang tercipta dari tanah. Dalam sebuah hadist mu’tabar yang dinukil dari Imam Ja’far al-Shadiq disebutkan sebelum menciptakan Nabi Adam, terlebih dahulu Tuhan mengabarkan kepada bumi bahwa Dia akan mengambil tanah disana.
“Hai bumi, Aku akan ciptakan insan dari saripatimu. Sebagian meraka ada yang taat kepada-Ku dan sebagian lainnya durhaka kepada-Ku. Siapa yang taat kepada-Ku maka akan Aku masukkan ia kedalam sorga-Ku, dan siapa yang durhaka kepada-Ku akan Aku masukkan ia kedalam neraka-Ku” Imam Ats-Tsa’labi 1.
Mendengar ini, bumi mulai cemas dan diliputi kekhawatiran. Hal ini pula yang dialami oleh Malaikat. Golongan yang tercipta dari Nur atau cahaya ini juga mempertanyakan keputusan Tuhan tersebut.
''Mengapa Engkau hendak menimbulkan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?''
Tuhan berfirman, ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui.'' (QS Albaqarah [2]: 30).
Setelah isu ini disampaikan ke bumi, maka diutuslah malaikat Jibri untuk mengambil tanah di sana. Namun, bumi menolaknya dan tidak memperbolehkan malaikat mengambil tanahnya.
Diriwayatkan dari As-Suddi, dari Ibnu Masud, dari seorang teman Rasulullah S.A.W, mereka bercerita; "Allah S.W.T. mengutus malaikat Jibrail ke bumi untuk mengambil tanah dari bumi, namun bumi menolaknya,Bumi pun memelas dan menangis kepada Jibril, Ia bersumpah dengan nama Tuhan bahwa Ia tidak sanggup menanggung beban insan di bumi.
”Demi Allah, saya berlindung kepada-Mu dari utusan-Mu, biar Engkau tidak mengambil sebagian dari kami jikalau nantinya akan menjadi penghuni neraka”.
Mendengar itu, Jibril tidak kuasa mengambil apapun dari bumi, lalu kembali kepada Tuhan dan menceritakan alasan bumi yang bersumpah dengan keagungan Tuhan bahwa ia tidak memiliki kesanggupan untuk menanggung azab-Nya.
Tuhan lantas mengutus dua malaikat sekaligus yakni Mikail dan Israfil untuk turun ke bumi mengambil tanah. Lagi-lagi, bumi melaksanakan hal serupa dengan bersumpah membawa nama Allah. Kedua malaikat ini pun lalu kembali lagi kepada Tuhan tanpa membawa sedikit tanah pun sama menyerupai Jibril.
Tuhan kemudian mengutus malaikat Izrail. Namun, malaikat ini tidak menyerupai dua malaikat lainnya. Karena Ia tidak mempedulikan bumi biar tidak mengambil tanahnya. Ia pribadi memukul bumi dengan pedangnya dan bumi pun bergetar ketakutan, lantas malaikat Izrail mencabutnya segenggam. Meski Bumi sudah bersumpah atas nama Allah, namun Ia tetap mengambil tanah seraya berkata:
“Aku takut menyalahi (melanggar) perintah Allah, saya sama sekali tak akan melanggar perintah Tuhanku, walau dengan segala perendahan dirimu”.
Ketika Izrail mengambil paksa (mencabut) sebagian dari bumi, bumipun menangis merasa kehilangan tanahnya. Namun Tuhan berfirman bahwa apa yang sudah diambilnya dari bumi bergotong-royong akan dikembalikan ke bumi.
Kemudian Tuhan berfirman kepada bumi: “Sesungguhnya kelak akan Aku kembalikan kepadamu apa yang Aku ambil darimu itu”.
“Dari bumi (tanah) Kami jadikan kau dan kepadanya Kami akan kembalikan kau dan daripadanya Kami akan keluarkan kau pada kali yang lain’. (QS. Thaha:55)
Kemudian, Malaikat Izrail membawa tanah itu di bawa menghadap Allah.
Faktanya kini, ketakutan bumi terhadap insan yang membuat kerusakan sudah terbukti adanya. Tidak hanya kerusakan bumi dari segi fisik, namun manusianya secara lahir dan batin. Namun demikian, Tuhan tidak menciptakan insan sebagai pemimpin atas semua makhluk tanpa alasan. Di selesai kisah kehidupan nanti, mungkin kita akan mengetahui apa bergotong-royong skenario Tuhan SWT.
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnyanakhirat itulah yang bergotong-royong kehidupan, kalau mereka mengetahuinya.” (QS. Al Ankabut 64).
Wallahu a'lam.
Di planet yang begitu hijau dan memiliki banyak sumber air ini, insan bebas berekspresi memanfaatkan sumber daya yang ada. Namun tahu kah anda jikalau bumi pernah menolak keputusan Tuhan menempatkan kita di tanahnya?
Planet ini menangis dan memohon biar Tuhan tidak menurunkan manusia. Bahkan, dua malaikat gagal mengambil tanah di bumi ketika penciptaan Nabi Adam Alaihis Salam. Mengapa bumi sangat menolak kehadiran kita?
Kisahnya terjadi ketika Tuhan SWT akan menciptakan Nabi Adam AS yang tercipta dari tanah. Dalam sebuah hadist mu’tabar yang dinukil dari Imam Ja’far al-Shadiq disebutkan sebelum menciptakan Nabi Adam, terlebih dahulu Tuhan mengabarkan kepada bumi bahwa Dia akan mengambil tanah disana.
“Hai bumi, Aku akan ciptakan insan dari saripatimu. Sebagian meraka ada yang taat kepada-Ku dan sebagian lainnya durhaka kepada-Ku. Siapa yang taat kepada-Ku maka akan Aku masukkan ia kedalam sorga-Ku, dan siapa yang durhaka kepada-Ku akan Aku masukkan ia kedalam neraka-Ku” Imam Ats-Tsa’labi 1.
Mendengar ini, bumi mulai cemas dan diliputi kekhawatiran. Hal ini pula yang dialami oleh Malaikat. Golongan yang tercipta dari Nur atau cahaya ini juga mempertanyakan keputusan Tuhan tersebut.
''Mengapa Engkau hendak menimbulkan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?''
Tuhan berfirman, ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui.'' (QS Albaqarah [2]: 30).
Setelah isu ini disampaikan ke bumi, maka diutuslah malaikat Jibri untuk mengambil tanah di sana. Namun, bumi menolaknya dan tidak memperbolehkan malaikat mengambil tanahnya.
Diriwayatkan dari As-Suddi, dari Ibnu Masud, dari seorang teman Rasulullah S.A.W, mereka bercerita; "Allah S.W.T. mengutus malaikat Jibrail ke bumi untuk mengambil tanah dari bumi, namun bumi menolaknya,Bumi pun memelas dan menangis kepada Jibril, Ia bersumpah dengan nama Tuhan bahwa Ia tidak sanggup menanggung beban insan di bumi.
”Demi Allah, saya berlindung kepada-Mu dari utusan-Mu, biar Engkau tidak mengambil sebagian dari kami jikalau nantinya akan menjadi penghuni neraka”.
Mendengar itu, Jibril tidak kuasa mengambil apapun dari bumi, lalu kembali kepada Tuhan dan menceritakan alasan bumi yang bersumpah dengan keagungan Tuhan bahwa ia tidak memiliki kesanggupan untuk menanggung azab-Nya.
Tuhan lantas mengutus dua malaikat sekaligus yakni Mikail dan Israfil untuk turun ke bumi mengambil tanah. Lagi-lagi, bumi melaksanakan hal serupa dengan bersumpah membawa nama Allah. Kedua malaikat ini pun lalu kembali lagi kepada Tuhan tanpa membawa sedikit tanah pun sama menyerupai Jibril.
Tuhan kemudian mengutus malaikat Izrail. Namun, malaikat ini tidak menyerupai dua malaikat lainnya. Karena Ia tidak mempedulikan bumi biar tidak mengambil tanahnya. Ia pribadi memukul bumi dengan pedangnya dan bumi pun bergetar ketakutan, lantas malaikat Izrail mencabutnya segenggam. Meski Bumi sudah bersumpah atas nama Allah, namun Ia tetap mengambil tanah seraya berkata:
“Aku takut menyalahi (melanggar) perintah Allah, saya sama sekali tak akan melanggar perintah Tuhanku, walau dengan segala perendahan dirimu”.
Ketika Izrail mengambil paksa (mencabut) sebagian dari bumi, bumipun menangis merasa kehilangan tanahnya. Namun Tuhan berfirman bahwa apa yang sudah diambilnya dari bumi bergotong-royong akan dikembalikan ke bumi.
Kemudian Tuhan berfirman kepada bumi: “Sesungguhnya kelak akan Aku kembalikan kepadamu apa yang Aku ambil darimu itu”.
“Dari bumi (tanah) Kami jadikan kau dan kepadanya Kami akan kembalikan kau dan daripadanya Kami akan keluarkan kau pada kali yang lain’. (QS. Thaha:55)
Kemudian, Malaikat Izrail membawa tanah itu di bawa menghadap Allah.
Faktanya kini, ketakutan bumi terhadap insan yang membuat kerusakan sudah terbukti adanya. Tidak hanya kerusakan bumi dari segi fisik, namun manusianya secara lahir dan batin. Namun demikian, Tuhan tidak menciptakan insan sebagai pemimpin atas semua makhluk tanpa alasan. Di selesai kisah kehidupan nanti, mungkin kita akan mengetahui apa bergotong-royong skenario Tuhan SWT.
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnyanakhirat itulah yang bergotong-royong kehidupan, kalau mereka mengetahuinya.” (QS. Al Ankabut 64).
Wallahu a'lam.

EmoticonEmoticon