Seorang siswa di SMA Muhammadiyah 1 Kali Rejo, Kabupaten Lampung Tengah, tiga kali tidak lulus ujian nasional (UN). Padahal, siswa tersebut, Nur Hidayatusholihah, selalu menjadi juara kelas di setiap tahunnya.

Tiga kali tidak lulus UN, padahal beliau selalu menjadi juara kelas. Dia ingin membuktikan, dirinya mampu lulus dengan rasa kejujurannya.

Nur Hidayatusholihah, yang dekat disapa Nunung, hingga dengan tahun 2011 telah mengikuti UN untuk keempat kalinya. Ia terpaksa berkali-kali mengikuti UN alasannya yaitu nilainya pada pelajaran Matematika kurang. Sebaliknya, Nunung enggan menggunakan kunci tanggapan yang selalu diberikan guru satu hari menjelang UN.

"Tiga kali tidak lulus UN, padahal beliau selalu menjadi juara kelas. Dia ingin membuktikan, dirinya mampu lulus dengan rasa kejujurannya. Dia menolak menggunakan tanggapan yang diberikan guru beberapa hari sebelum UN," kata ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah Slamet Nur Achmad Effendy kepada Kompas.com di Jakarta.

Slamet melanjutkan, orangtua Nunung sempat beberapa kali menyarankan biar anaknya mengikuti ujian paket C. Namun, Nunung menolak.

"Kadang Nunung mengaku kesal, yetapi memang sengaja, beliau ingin lulus dengan jujur," lanjut Slamet.

Menurut Slamet, para guru di SMA Muhammdadiyah 1 Kali Rejo, Lampung Tengah, sengaja membagikan kunci tanggapan demi memudahkan kelulusan siswa. Mereka ingin menjaga nama baik sekolah. Ironisnya, Nunung selalu menjadi satu-satunya siswa yang tidak lulus UN, setidaknya dalam tiga tahun terakhir ini.

"Kunci tanggapan diberikan oleh guru, oleh tim, dan terorganisasi. Setelah ditanya, para guru beranggapan kalau ada siswa yang tidak lulus, akan mencoreng nama baik sekolah. Nunung menjadi satu-satunya siswa yang tak lulus," ungkap Slamet.

Terkait hal itu, kata Slamet, pihaknya ingin melaksanakan investigasi ke beberapa dinas pendidikan. Kecurangan tersebut dinilainya sangat sistematis, yang membuat siswa merasa sangat kalem alasannya yaitu berguru ataupun tidak, mereka tetap akan lulus.

"Jawaban sudah diberikan sebelum UN. Kami mendapat informasi, semua itu berdasarkan arahan dari Dinas Pendidikan Lampung Tengah," tuturnya.

Slamet mengungkapkan, data tersebut akan disampaikan ke sejumlah media, termasuk kepada Menteri Pendidikan Nasional.

"Ini hanya teladan kecil, dan saya kira ini terjadi di banyak sekolah. Saya juga kaget, SMA Muhammadiyah ibarat itu," ungkap Slamet.

sumber:
kompas.com


EmoticonEmoticon